Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium sp. Parasit ini hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia dan ditularkan melalui gigitan nyamuk malaria (Anopheles) betina. Malaria dapat menyerang semua umur.
Malaria dapat mengakibatkan :
Sering disebut dengan trias malaria yaitu, Demam, menggigil, dan berkeringat.
Dan juga dapat disertai sakit kepala, mual, muntah, diare dan nyeri otot atau pegal–pegal (gejala lokal spesifik)
Diagnosis malaria dapat dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium dengan mikroskop dan uji diagnostic cepat (Rapid Diagnostic Test/RDT)
Tes RDT merupakan salah satu cara diagnosis malaria yang dilakukan dengan mendeteksi antigen parasit malaria menggunakan metode imunokromatograf. Alat yang digunakan dalam bentuk ”dipstick” dan strip. Hasil pemeriksaan dengan RDT akan keluar dalam waktu 15 menit.
Kelebihan pemeriksaan dengan RDT yaitu hasil cepat, mudah diinterpretasikan, dan tidak memerlukan alat khusus (mikroskop) serta tidak memerlukan tenaga mikroskopis khusus. Sementara kekurangannya antara lain tidak dapat dilakukan crosscheck kembali terhadap hasil RDT dan tidak dapat menilai jumlah parasit.
Obat Anti Malaria (OAM) kombinasi yaitu Artemisinin based Combination Therapy (ACT) dan Primaquine. ACT yang digunakan oleh program saat ini adalah DHP (kombinasi Dihidroartemisinin dan piperakuin dalam satu dosis) namun apabila sudah termasuk ke kategori malaria berat, digunakan Artesunat Injeksi
Minum Obat Doksiklin 100mg/hari, satu tablet sehari sebelum berangkat, Satu tablet sehari selama berada di daerah endemis sampai 4 minggu setelah kembali, dan tidak boleh diberikan kepada anak dibawah umur 8 tahun dan tidak boleh diberikan lebih dari 3(tiga) bulan.
Apabila merasakan Gejala Malaria seperti diatas, dapat mengunjungi Puskesmas terdekat untuk konfirmasi diagnosa. Jika benar terdiagnosa malaria, pasien akan mendapatkan obat di puskesmas tersebut. Selain Puskesmas tersedia juga di Rumah sakit Daerah terdekat secara Gratis
Plasmodium adalah sumber penyakit malaria melalui gigitan nyamuk anopheles betina yang terinfeksi. Jenis-jenis plasmodium pembawa vektor nyamuk ialah Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, dan Plasmodium malariae.
Ciri-ciri nyamuk anopheles adalah menggigit pada malam hari, baik di dalam atau di luar rumah. Sewaktu hinggap dan menggigit posisi tubuh nyamuk menungging.
Meskipun berbahaya dan sering terjadi di negara tropis seperti Indonesia, malaria dapat dicegah. Beberapa hal ini dapat Anda lakukan agar Anda dan keluarga terlindungi dari malaria:
Surveilans Migrasi adalah pengamatan yang terus menerus terhadap penduduk dengan riwayat perjalanan atau sedang melakukan perjalanan baik yang bersifat sementara atau menetap dari daerah endemis malaria melewati batas administratif wilayah. dengan melakukan kegiatan meliputi penemuan, pengambilan dan pemeriksaan sediaan darah, pengobatan, penyuluhan, cross notification, monitoring, evaluasi serta pencatatan dan pelaporan
Mencegah terjadinya penularan setempat malaria (indigenous) terutama yang berasal dari kasus luar wilayah (import). Dengan cara menemukan kasus malaria secara dini yang datang dari daerah endemis malaria. Serta memberikan pengobatan malaria sesuai standar.
Eliminasi malaria dalah suatu upaya untuk menghentikan penularan malaria setempat dalam satu waktu wilayah geografis tertentu. Setelah eliminasi tercapai tetap ada resiko terjadinya kasus malaria impor, karena vektor malaria masih ada di wilayah tersebut. Oleh karena itu kegiatan kewaspadaan untuk mencegah penularan kembali malaria harus dilakukan secara intensif.
Your message has been sent successfully.
Thank you for contacting us.